Welcome

Assalamu'alaikum wr. wb. ..

Minggu, 20 November 2011

Baru kemarin kita berkunjung kerumahnya

sabtu, sembilan belas nopember dua ribu sebelas ..

Alhamdulilah, minggu ini tidak ada rutinitas formal yang harus aku jalankan. sekedar ada waktu luang untuk merebahkan tubuh  ini keperadaban busa zzZZzzZ hhe ..
tetapi, karena memang aku bukan orang yang suka berkaku diri dalam kegalauan kehidupan, berdiam diri dalam ruang 3x3 meter membuat hidupku semakin sempit dan sumpek. aku tak betah jika hanya berdiam, apa yang harus aku lakukan ?

dan kuteringat, mumpung ada kesempatan dan mumpung aku bisa hhahaa ..
alangkah senangnya rencana yang sekian lama tertunda dan semakin lama semakin terbayang-bayang kapan ini bisa terealisasikan? karena terpisah jarak dan waktu diantara kita. dulu kami mempunyai rencana untuk sekedar bermain dan berkunjung ke rumah bapak kita sewaktu SMA, seorang pahlawan yang telah berdedikasi menyelamatkan kehidupan kita dari masa es em aa hingga akhirnya mampu menghantarkan dan mengenalkan kami pada pintu kebebasan globalisasi dunia.

bermodalkan nekat dan dadakan, dengan banyak personil yang hanya sejumlah pemain sepakbola masih kurang, kita tetap berangkat. walaupun kemana arah kita nanti kita tidak tahu jalan tujuannya (rareti dalane lan omahe hahhaa) #itulah jargon bersama kita, kemanapun arahnya jika kita lakukan bersama akan menuai keringat manis :)
km 11 jalan imogiri, polres jetis ke timur ? kemanaa kemanaa rumahmu, dimana dimana letaknyaa hahaha... nyasar beberapa kali hingga berkali-kali, nggak rock n roll kalau nggak nyasar hhehe. pepatah mengatakan : malu bertanya sesat dijalan (nek sesat ki kan bykane dadi uwong musyrik yo ?hahha)
akhirnya, setelah lama berselang melewati berbagai halang rintang (galengan sawah, batu, kerikil), hujan badai (padahal ming grimis), dan ini yang paling lucu, ketika salah seorang sahabatku bertanya pada seorang yang sedang lalu lalang dengan sepedah tuwanya..
"pak, desa miri itu mana ?" bapak itu menjawab : "enggak punya dek? *loh????? jaringan lemah, siapa yang salah kwkwkwkwa .."

bertanya pada orang yang handal pada bidangnya, kesuen leh takon wong do rajelas.. buat apa punya HP kalau nggak dimanfaatkan di kondisi yang mendesak seperti sekarang ini (masalahe ki do duwe pulsa nggo telfon, isone sms hhaha). bermusikkan rintihan hujan, setelah kami menelepon bapak pahlawan kami, akhirnya kami sampai dirumah beliau dengan sedikit haho (teles) :p ..
agak sedikit ada perubahan, bukan wajah beliau yang telah lama hilang dari pandangan kami yang pertama kali kita amati, bukan pula bangunan yang menghiasi sebagai background dibelakangnya. tetapi disela gas motor masih tergenggam, dan roda motor masih bergelincir pelan di halaman rumah beliau, kaki masih tergantung dalam pedal rem dan kopling (sih durng mudun ko motor), mata kami telah tersesatkan keatas terkagu-kagum dengan keeksotikan yang membuat medan magnet dalam mata kami secara otomati melihat gelantungan merah itu. yah itulah namanya, nikmat sekali jika segera dilahap buah rambutan yang melambai-lambai itu (okeh tenan sing abang-abang, gek ndang mudun ndang disikat kae rambutane, eman-eman marakke ngeleh kwkwkwa ..)

apa yang ada dalam otakku berkesesuaian dengan realita yang terjadi, lagi wae mudun ko motor konco2ku langsung do nyinggrek rambutan ahhahaa koyok wong keluwen, do nggragas padahal aku iyo hhahaa .. *maklum wong kutho, NDESO hhaha ..

Lama memang kami, tak bersua dengan pahlawan kita itu, dulu setiap harinya beliau memberikan ilmunya kepada kita, perjuangan jauhnya setiap hari menuju tempat dimana kami menuntut ilmu tak terbalaskan oleh kami yang dulu agak sedikit menyepelekan semangat perjuangan beliau. yah begitulah karakter kami, sering terlambat dalam melihat realita dalam sekitar kita. betapa hinanya kami dahulu, mereka yang jauh-jauh menghantarkan ilmunya kepada para calon kader bangsa, tetapi obyeknya kita hanya bermimpi memejamkan mata :'( *itu hanya kenangan waktu es em aa ..

hal-hal seperti iItulah yang membuat kami, khususnya diriku sendiri terbuka mata hatinya (jujur perasaan saya tidak terlalu kuat untuk merasakan perjuangan dan pengorbanan seseorang terhadap lingkungannya, dengan penuh keikhlasannya) kagum terhadap beliau, sungguh hebat, sosok yang inspiratif.
dengan kondisi yang apa adanya, membangun keluarga kecil yang amat begitu bahagia, bagian dari korban gempa yogyakarta 2006 silam, tetapi semangat perjuangan dan dedikasinya terhadap kita sungguh sangat luar biasa, tak pernah kami melihat garis kegeliasahan beliau ketika kegiatan formal dalam kelas. apa yang kami lakukan ? hanya tertawa dan tertawa karena lawakan beliau yang memang bisa kita membuat terbahak siapa saja hhe .. bagaiakan pohon rambutan yang kami lempari dengan batu, namun pohon itu menjatuhkan buahnya kepada kami.

Disela pebincangan hangat kami waktu itu, aku dapat megambil poin penting secara tersirat yang ia sampaikan kepada kami : "janganlah kalian mempermainkan waktu kalian selama ini, pengalaman adalah guru paling murah dan paling evektif untuk perkembangan hidup dan pengetahuan kalian, ikuti kegiatan yang berdampak positif bagi otak dan kelangsungan hidup kedepan kalian, dan tetap stabilakan keadaan untuk dapat meraih gelar sarjana lebih cepat dalam empat tahun kedepan"

dari situ aku belajar sebuah perjuangan, dari situ aku belajar sebuah keikhlasan, dan dari situ aku belajar akan pentingnya pengabdian terhadap masyarakat, keikhlasan akan tuangkan tinta emas dalam kehidupan dan akan menjadi pelumas mesin amal dalam akherat. dedikasi akan buahkan kenikmatan batin, dan munculkan kesehatan universal !
terimakasih bapak ekonom, terimakasih atas semua dedikasi tinta emasmu yang telah menggores dalam kertas putih perjalanan dalam hidupku ..

20 11 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar