Welcome

Assalamu'alaikum wr. wb. ..

Senin, 06 Februari 2012


Ikhlaslah menjadi tanah

Tanah adalah komponen utama yang menyelimuti seluruh bagian bumi sebagai pijakan makhluk hidup diseluruh dunia. Jika kita lihat sebongkah tanah yang lembek jika terkena terik matahari dan derai tiup angin lama kelamaan akan mengering, menjadi seperti apa yang menjadi wujudnya ketika ia basah, dan tak akan berubah bentuk dan wujud kecuali ada sentuhan makhluk disekitarnya. Sampai kapanpun tanah akan tetap menjadi tanah dan tak akan berubah menjadi yang lain, kecuali kehendak dari yang menciptakan tanah.

Jika kita melihat keramik yang mempunyai nilai estetis keindahan yang tinggi pasti mempunyai nilai jual yang tinggi pula, dan karena hal tersebut keramik itu dapat laku dipasaran. Keramik yang baik dan mahal dibentuk karena keuletan dan kerja keras dari terpaan tangan pengrajin yang membuatnya, dengan sabar dan lembut membentuk tanah liat yang basah menjadi sebuah keramik yang memiliki nilai estetis yang ‘wah’.

Sebelum menjadi barang yang ‘wah’, sebagai seorang tanah liat, ia tetap istoqomah untuk menjadi tanah liat dan tidak pernah mengeluh atau mungkin ingin berubah menjadi sebatang pohon besar. Walaupun ia dijatuhkan, dilempar, dibanting, atau bahkan di pisah-pisah dari bagian yang lain oleh si pembuat keramik, tanah tetap tulus dan ikhlas menerima terpaan dan polesan yang dilakukan oleh sang pengrajin kepadanya, karena ia tahu bahwa ia akan menjadi barang yang lebih bermanfaat daripada sebidang tanah yang hanya sebagai injakan dan pijakan kaki manusia dan makhluk-makhluk disekitarnya.

Jika (hanya) dari tangan manusia saja, tanah liat mampu dibuat menjadi barang yang sangat baik dan indah, Bagaimanakah jika tangan Allah yang menerpa dan memoles tanah itu, pastilah seburuk buatan Allah adalah sebaik keramik buatan manusia.

Kadang kita mengeluh atas kehidupan kita sebagaia manusia di dunia, entah kenapa setiap penyesalan selalu datang pada waktu yang telat. Dan kenapa Allah meletakkan penyesalan selalu pada bingkai akhir dalam setiap peristiwa dan permasalahan, tentunya setelah kita melakukan sebuah kesalahan, baik sekecil kesalahan maupun sebesar kesalahan yang pernah kita sebagai manusia perbuat, lantas kita berpikiran bahwa langkah pencegahan dari Allah kepada manusia tidak ada.

Coba kita manusia ibaratkan diri kita dengan keramik buatan tangan manusia, jika kita adalah keramik, maka manusia adalah tuhan. Sebaik-baik dan seindah tanah liat adalah yang diolah menjadi barang yang berguna. Jika kita keramik maka kita sebelumnya adalah tanah, sebongkah tanah yang tak bermanfaat. Ketika manusia dalam membuat sebongkah tanah liat basah itu, maka manusia akan membentuk kita menjadi berbagai macam bentuk, ada yang hanya menjadi handycraft biasa, ada yang menjadi batu bata, dan juga ada yang menjadi sebatang keramik yang indah.

Apa yang dapat kita pahami dari hal itu, tangan Allah Adalah ‘ujian’ yang ditimpakan pada kita (manusia yang diciptakan dari tanah), semakin banyak kita ditimpa ujian maka semakin halus pula pribadi kita untuk menjadi sebuah keramik yang bagus, setiap ada goresan (keburukan dan dosa) pada keramik yang masih basah, Allah selalu memolesnya kembali menjadi halus, semakin kita tulus dan ikhlas menerima terpaan tangan Allah SWT, semakin bagus pula bentuk pribadi kita didunia, semakin di butuhkan pula sosok kita dalam pasar kehidupan dunia. Dan jika kita memang layak menjadi sebuah keramik yang indah, niscaya Allah akan memasang kita sebagai hiasan di rumah surganya.

Betapa lapang tangan Allah membuka pintu maaf kepada manusia, bahkan ketika kita sudah melakukan dosa besar sekali pun, tangan Allah tetap dan selalu akan memoles goresan dosa kita untuk kembali menjadi tanah yang halus dan indah, sungguh maha pemurah lagi maha penyayang.

Betapa besar karunia Allah kepada kita umat manusia jika dipandang dari sudut pandang positif, tetapi entah kenapa kita selalu dan senantiasa melihat karunia dan nikmat Allah hanya dari sudut pandang sebelah mata, padahal Allah telah memberikan kita dua mata agar kita mampu melihat setiap masalah dari berbagai sisi.

Tanah liat yang basah tidak akan pernah lari dari polesan manusia untuk dijadikan sebuah benda yang mempunyai kemanfaatan bagi orang disekitarnya. Terpaan Allah kepada kita adalah bentuk kasih sayang-Nya kepada manusia, karena Allah ingin menciptakan hiasan-hiasan yang indah yang akan menghiasi dinding-dinding surga-Nya yang juga akan ia peruntukkan bagi semua makhluk hidup dunia yang bertaqwa kepada-Nya.